Jokowi Cek Kesiapan Fasilitas Publik Jelang New Normal, dr Tirta: Puncaknya Saja Belum Tahu Kapan
Pemerintah saat ini tampaknya sedang menyambut dan mempersiapkan kehidupan baru atau new normal pasca Covid 19. Hal itu terlihat dari sejumlah persiapan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam menghadapi new normal. Pagi tadi, Selasa (26/5/2020), Jokowi melakukan pengecekan di Stasiun MRT Bundaran HI untuk melihat kesiapan new normal.
Selain itu, 340.000 Personel TNI Polri juga dikerahkan untuk persiapan new normal. Kemudian Menkes Terawan juga sudah membuat aturan kembali bekerja pada masa new normal. Hal itu berbanding terbalik dengan pandangan dr Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dr Tirta.
Dokter sekaligus influencer ini mengkritisi soal aturan the new normal. Menurut dr Tirta, new normal masih terlalu dini untuk dilakukan. Hal itu diungkapkan dr Tirta melalui acara Fakta tvOne yang tayang pada Selasa (25/5/2020).
Ia merasa Salat Id di zona hijau tidak masalah dilaksanakan tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. "Yang patut direm adalah mobilisasi, kalau hijau kalian salat Id dengan prosedur new normal pakai masker atau tidak cium tangan enggak papa," ujar dr Tirta. Selain itu, restoran menurutnya juga boleh buka asal dengan penerapan protokol kesehatan.
Sedangkan, yang harus dijaga ketat adalah mobilisasi manusia. "Kalau membuka restoran tapi dengan catatan kapasitas separo enggak papa," katanya. "Tetapi kalau kalian mobilisasi ya jadi merah lagi. Covid itu akan terus ada kita kotrol," ucapnya.
Lalu, dr Tirta mengkritik ungkapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'berdamai dengan virus corona'. Menurut dia, ungkapan itu salah besar. "La ini saya meluruskan maksud Pak Jokowi, Pak Jokowi mengatakan berdamai la ini salah kaprah, 'Berdamai di sini itu yoh Corona kita damai, bukan gitu pak'," ungkapnya.
Seharusnya dijelaskan bahwa Virus Corona ini akan terus ada sehingga mobilisasi masyarakat harus tetap diatur. "Maksudnya adalah Covid ini akan terus ada, sheetnya banyak tetapi kita kontrol cara kontrolnya dengan cara membatasi mobilisasi masyarakat dengan cara new normal, pakai masker, jaga jarak, PHBS ditingkatkan," katanya. Dokter Tirta menambahkan, sekolah menurutnya adalah tempat terakhir dibuka saat penerapan new normal.
"Ketiga membatasi tempat tempat yang kerumunan di mana yang paling terakhir sekolah," ungkapnya. Lalu, dalam kesempata tersebut dokter Tirta menanggapi soal wacana pelonggaran PSBB pada Juni. Menurut dia, hal itu terlalu dini untuk dilakukan.
"Wah kalau saya secara pribadi sih enggak kepikiran, itu ranahnya Pak Jokowi," katanya lagi. "Tapi kalau saya bilang sih masih jauh, ya masih jauh kalau saya bilang," kritiknya. Pasalnya, puncak Covid 19 di Indonesia juga belum diketahui kapan.
Dokter yang juga pengusaha ini khawatir bahwa jumlah kasus Covid 19 di Indonesia terus bertambah di mana negara lain sudah mulai menurun. "Ini aja puncak sekarang kita Juni katanya 'The new normal', ini aja puncaknya saja enggak tahu loh kapan ini." "Meroket ini, ketika negara lain turun kita satu satunya meroket bos," ungkapnya.
Soal jumlah kasus baru Virus Corona yang sempat mencapai hampir 1.000 orang, dr Tirta menduga karena ada kemungkinan. "Jadi kalau yang saya bilang di sini adalah kita percaya data dari Kemenkes, Kemenkes tadi mengeluarkan naik 900, naik del di sini, kita itu tanya ini ada dua kemungkinan." "Apakah positifnya karena mudik atau karena yang dicek tambah banyak, kalau makin banyak yang dicek makin banyak yang positif," jelas dia.
Sehingga, ia menyarankan agar pemerintah menjaga ketat mobilisasi masyarakat minimal tujuh hari setelah lebaran. "Nah kita jaga jaga ini puncak apa enggak, kita tunggu dulu, makanya saya bilang sampai h+7 hari sampai h+7 lebaran itu kalau bisa mobilisasi dibatasin," ucap dia. Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut sebanyak 340.000 personel TNI Polri akan dikerahkan untuk persiapan tatanan kehidupan baru atau new normal selama pandemi Covid 19.
"Anggota (TNI) Polri yang akan dilibatkan 340.000," kata Hadi seusai mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan prosedur new normal di stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020). Menurut Hadi, 340.000 personel itu akan dikerahkan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang sudah diputuskan. Keempat provinsi yang dimaksud yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Gorontalo. Ada 1.800 objek yang akan dijaga di empat provinsi tersebut.
Hadi menyebut, personel TNI Polri akan memastikan masyarakat menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona Covid 19, seperti memakai masker dan menjaga jarak fisik. Selain, kapasitas ruang publik atau tempat umum juga akan dibatasi. "Misalnya mal yang kapasitasnya 1.000, kita batasi hanya 500," ucap Hadi.
Dengan kehadiran personel TNI Polri di ruang publik, diharapkan masyarakat lebih tertib dan taat dalam mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.