Rumah Mewahnya Digeruduk Warga Bos Arisan di Cianjur Menghilang Setelah Terima Banyak Uang Setoran

Pengelola arisan, HA mendadak menghilang setelah menerima banyak setoran uang. Kediamannya digeruduk oleh ratusan warga. Rumah HA berada di Kampung Limbangan, desa Limbangansari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Rumahnya begitu mewah dan memiliki banyak kendaraan. Ratusan peserta arisan mendatangi kediaman HA untuk meminta pertanggung jawaban, Jumat (31/7/2020). Mereka menagih paket arisan yang seharusnya cairkan HA per 31 Juli 2020.

Namun bos mereka rupanya tidak ada di rumah. Arisan yang dikelola HA ini telah berjalan cukup lama. Anggota arisan tidak hanya warga Cianjur saja, melainkan juga luar daerah seperti Sukabumi dan Bandung Barat.

Karena dianggap tak tanggung jawab, tiga orang ketua kelompok angggota arisan tersebut membuat laporan ke polisi. Menurut kuasa hukum pelapor, Basyir Siregar, kliennya sudah ada yang menyetor uang arisan antara Rp 500 juta hingga Rp 3 Miliar pada HA pada Maret 2020. Namun hingga batas waktu yang sudah ditentukan, arisan tersebut tak kunjung dicairkan.

Beberapa arisan yang ditawarkan oleh HA mulai arisan investasi barang elekronik hingga paket kurban. “Jadi, pihak terlapor ini sebagai pengelola arisan berupa investasi sejumlah barang, Seperti alat elektronik,

Perabot rumah tangga, Hingga paket kurban dan jenis paket arisan lainnya,” jelas Basyir kepada wartawan, Sabtu (1/8/2020). Ia menjelaskan HA telah mengelola arisan tersebut sejak tahun 2015 lalu.

Namun sejak 2018, arisan yang dikeloa HA mulai macet. Hingga saat ini baru ada ada tiga orang yang memberi kuasa pada Basyir untuk membuat laporan polisi. Masing masing orang membawahi 100 sampai 200 orang peserta arisan,

“Kemarin, kita subuh sudah bikin LP (laporan polisi) di Polres Cianjur,” kata Basyir, Sabtu. Setelah menerima laporan dari para korban, polisi langsung memasang garis polisi di rumah mewah milik HA, Tak hanya bangunan, garis polisi juga dipasang di sejumlah kendaraan roda empat yang diduga milik terlapor.

Menurut Plh Wakapolsek Cianjur Kota Iptu Deden, langkah tersebut diambil sebagai tindak lanjut laporan para korban. “Kami sebagai yang punya wilayah membantu polres untuk melakukan pemasangan garis polisi ini. Jadi, sifatnya kami backup dari kegiatan reskrim,” kata Deden kepada wartawan, Sabtu.

Total ada lima bangunan dan empat kendaraan roda empat yang dipasang garis polisi. “Ada lima bangunan dan 4 kendaraan roda empat yang di garis polisi. Intinya, semua akses masuk ke lokasi ini kita pasangi agar tidak ada orang yang sembarangan masuk,” ujar dia.

Deden mengatakan sejauh ini baru tiga orang yang membuat laporan polisi melalui kuasa hukum. Namun pihaknya membuat posko pengaduan karena jumlah korban diperkirakan cukup banyak. “Polres Cianjur juga telah mendirikan posko pengaduan untuk korban sekaitan dengan kasus ini,” ucapnya.

Puluhan perempuan yang menjadi korban penipuanarisan onlinemembuat laporan di PolrestabesPalembang, Sumatera Selatan, Kamis (16/7/2020). Para ibu ibu tersebut melaporkan HI (32) bandar arisanonlineyang mendadak hilang tanpa jejak. Fitrilia (29) salah satu perwakilan yang membuat laporan mengatakan, arisanonlineyang digarap oleh HI dibagi menjadi 12 kloter.

Namun, saat Fitrilia giliran mendapatkan arisan senilai Rp 10 juta, HI yang menjadi bandar arisan mendadak sulit dihubungi. "Bahkan saat kami datangi ke rumahnya HI ini juga tidak ada," kata Fitrilia saat membuat laporan di Polrestabes Palembang, Kamis. Menurut Fitrilia, saat dirinya kesulitan menghubungi HI, ia mencoba menanyakan hal tersebut kepada peserta arisan online yang lain.

Ternyata para peserta lain juga mengalami hal serupa. "Kami ada puluhan yang tertipu, kloter yang saya ikuti ini Rp 600.000. Tapi yang lain juga ada yang sampai jutaan.

Kalau ditotal dengan peserta lain, kami merugi Rp 100 juta lebih," kata dia. Fitrilia bersama rekan rekannya berharap polisi cepat bertindak dan menangkap pelaku penipuan. "Kami sudah kesal karena berapa kali dihubungi susah.

Bahkan sekarang sudah hilang, kami sepakat menempuh jalur hukum," kata Fitrilia. Kepala SPKT Polrestabes Palembang AKP Heri membenarkan adanya laporan tersebut. Heri mengatakan, polisi saat ini sedang memeriksa para saksi untuk mengejar pelaku.

"Terlapor ini motifnya membuka arisan secara online dan diikuti puluhan orang. Namun saat para korban ini mendapatkan giliran uang arisan, pelakunya mendadak hilang. Pelaku sekarang masih kita kejar," kata Heri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *