Jokowi Sebut ASEAN Hadapi Dua Tantangan Besar yang Semakin Berat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dunia termasuk negara negara di ASEAN saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ikut mendampingi presiden dalam KTT ke 39 ASEAN yang digelar secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). "Dua tantangan besar yaitu penanganan Covid dan dampaknya dalam arti ini dampak sosial ekonominya," kata Retno.
Menlu mengatakan dua tantangan besar tersebut menurut Presiden terasa semakin berat. Karena situasi global yang sangat dinamis. Salah satunya karena adanya persaingan atau rivalitas di antara negara negara besar yang kekuatannya semakin meningkat. "Kemudian adanya pesimisme terhadap multilateralisme juga kita lihat semakin besar. Dan presiden juga mengatakan bahwa rule based order semakin banyak dilanggar. Dengan kondisi perubahan geopolitik saat ini, presiden menekankan pentingnya peran Asean dalam menavigasi perubahan ini," katanya. Presiden menurut Menlu menyampaikan bahwa selama lima dekade terakhir ASEAN memiliki pondasi yang cukup kuat dalam menghadapi berbagai perubahan yang ada.
Dengan pondasi yang kuat tersebut, Presiden yakin negara negara Asean akan mampu menghadapi Pandemi Covid 19. "Dengan pondasi yang kuat yang sudah dibangun lebih dari 5 dekade ini diyakini bahwa Asean akan mampu untuk melewati masa sulit sekarang dan ke depan," katanya. Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jack Hoi menyoroti solidaritas negara negara ASEAN pada KTT ke 39 ASEAN yang digelar secara virtual, Jumat (26/6/2020).
Menurutnya keterikatan dan kebersamaan antara negara ASEAN harus terus ditingkatkan pada masa Pandemi Covid 19 ini. "Karena sense of solidarity ini memungkinkan ASEAN untuk terus bekerja memajukan ASEAN community building," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat(26/6/2020). Misalnya dalam pilar atau bidang pertahanan, politik, dan keamanan.
Kerjasama melalui ASEAN Political Security Community atau APSC harus terus dilakukan. Kerjasama dalam konteks counter terorism dan transnational organization crime juga harus terus berlanjut. Termasuk dalam kerjasama pertahanan.
"Juga dalam pilar ekonomi terlihat berbagai kerjasama dilakukan antara lain di bidang trade facilitation yang terus dilakukan melalui antara lainASEAN single window. Selain itu juga operasionalisasi dari ASEAN wide Self Certification Scheme (AWSC). Ini semuanya dilakukan dalam konteks untuk segera mengembalikan konektivitas rantai pasok yang sempat terdisrupsi selama pandemi berlangsung," katanya. Disamping itu, Lim menurut Retno mengatakan bahwa penandatangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) merupakan indikasi yang sangat kuat bahwa ada upaya keras ASEAN untuk terus mendukung sistem perdagangan multilateral. Selain pilar politik, keamanan, dan ekonomi, kerjasama Asean selama pandemi ini juga terus berlangsung untuk pilar sosial budaya, yaitu memperkuat human capital development, dan memperkuat kesinambungan di semua aspek kerjasama.
Sekjen ASEAN menyebutkan bahwa 2020 didedikasikan sebagai tahun Identitas ASEAN (Year of ASEAN Identity) yang digagas Indonesia. "Saat ini kita sedang mid term review (kajian tengah waktu) dari tiga blue print pilar pilar kerjasama ASEAN. Dan menurut rencana review ini akan kita selesaikan dan akan kita serahkan kepada pemimpin ASEAN pada KTT November nanti," kata Retno.