Jokowi Soroti Kasus Corona Jatim Tertinggi di Indonesia, Singgung 70 Persen Warga Tak Pakai Masker
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kasus virus corona di Provinsi Jawa Timur. Pasalnya, Jawa Timur menjadi lokasidari kasus harian konfirmasi positif terbanyak selama beberapa pekan terakhir. Bahkan, ia mendapat laporan adanya 70 persen warga di Jawa Timur tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Hal itu disampaikan Jokowi, kala mengunjungi posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Jawa Timur. "Tadi disampaikan oleh gugus tugas bahwa masih 70 persen yang enggak pakai masker." Oleh karena itu, Jokowi mengimbau agar pemerintah dan gugus tugas daerah lebih berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Jatim terkait virus corona.
Selain itu, ia juga meminta untuk menggencarkan sosialisasi terkait pentingnya protokol kesehatan. Di antaranya dari memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan dengan sabun. Untuk mencapai sosialisasi yang diharapkan, Jokowi sampai meminta tokoh masyarakat dilibatkan.
"Saya minta kita semuanya mengajak tokoh tokoh agama, tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan mengenai protokol kesehatan," ucap Jokowi. Buntut dari kurangnya masyarakat Jatim memakai masker, Jokowi akan mengirimkan bantuan masker bagi warga Jawa Timur. Sementara itu, Jokowi juga menyinggung kondisi Jawa Timur yang terparah dalam penambahan kasus hariannya.
"Ini terbanyak di Indonesia, hati hati ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi. Jokowi memberi waktu dua minggu bagi Jawa Timur untuk mengendalikan laju penularan virus corona. "Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya."
"Betul betul kita lakukan bersama sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," katanya. Adapun, ia mengimbau agar daerah penyangga di sekitar Surabaya juga turut dikendalikan dan dijaga. Hal itu supaya proses pengendalian penyebaran virus corona, merata di Jawa Timur.
"Enggak bisa Surabaya sendiri, enggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota kabupaten yang lain." "Karena arus mobilitas itu yang keluar masuk adalah bukan hanya Surabaya." "Tapi daerah juga ikut berpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid 19 ini," ucapnya.